1. Menjadi diri sendiri
Be original. Gak ada yang suka kepura-puraan, begitu juga dalam pergaulan. Kamu harus temukan keunikan dirimu sendiri dan percayalah bahwa dengan menjadi diri sendiri adalah yang terbaik, daripada kamu berusaha membentuk karaktermu menjadi seperti orang lain. Apa adanya dan tidak perlu berlebihan.
2. Percaya diri
Kepercayaan diri merupakan sebuah pondasi untuk menjadi orang yang menyenangkan. Tapi awas, jangan terlalu berlebihan (over confident) justru akan membuat kita menjadi orang yang menyebalkan bukan orang yang menyenangkan.
3. Menjadi pendengar yg baik
Kamu harus bisa menjadi pendengar yang baik sehingga orang-orang suka ngobrol denganmu. Menjadi pendengar yang baik buat teman, sahabat atau rekan kerja adalah sesuatu amat penting. Jangan biarkan diri kamu terjebak dengan egoisme pribadi. Sekaranglah saatnya menjadi pendengar yang baik. Dengarkanlah dengan baik, keluh kesah, masukan, bahkan kritikan dari orang lain. Dan jadilah orang yang bersikap netral saat kamu jadi tempat curhat beberapa orang yang berbeda.
4. Positive thinking
Selalu berpikir positif dengan apa yang terjadi disekitar kita adalah sesuatu yang menyenangkan. Berfikir positif akan memacu kita untuk melakukan hal-hal yang positif juga. Orang lain juga bisa merespon keberadaan kita, dan bisa diterima secara positif dalam pergaulan.
5. Tersenyum dan tertawa
Memperbanyak senyum saat berinteraksi dengan orang lain adalah hal yang menyenangkan. Pada saat tersenyum dan tertawa bersama teman-temanu, membuat suasana jadi rileks. Daripada orang yang suka cemberut kan gak enak juga pas diliat.
6. Kontak mata
Saat berbicara atau berkenalan dengan teman, kamu harus bisa menatap matanya. Dengan begitu, lawan bicaramu merasa dihargai dan diperhatikan.
7. Selalu Aktif
Jadilah orang yang suka melakukan banyak aktivitas, bukan hanya santai-santai di rumah saja. Kamu bisa bertemu banyak orang dan merasakan pengalaman yang berbeda saat beraktivitas tersebut.
8. Suka bergaul dan ramah
Bersikaplah ramah terhadap semua orang, dari mulai orang yang baru kenal sampai orang yang mungkin hanya kamu temui di tempat-tempat umum. Teman-temanmu akan melihat sikapmu itu dan mengetahui kalau kamu mudah diajak bergaul.
9. Penuh rasa ingin tahu
Terutama saat membicarakan suatu hal, tumbuhkan rasa ingin tahu, sehingga kamu bisa menciptakan obrolan yang bermutu. Jadi bukannya jadi yang sok tau.
10. Jadi orang yang Jujur
Setiap orang yang memiliki kejujuran dalam dirinya akan diterima dengan baik di komunitas mana pun. Karna dengan kejujuran, kita bisa dipercaya sama seseorang dan kita bisa diterima dimana saja kita berada.
11. Jaga rahasia dan bisa dipercaya
Ketika seseorang menceritakan pengalaman yang sifatnya pribadi sama kamu, berarti dia percaya kalo kamu bisa memegang rahasia. Jadi, jangan sia-siakan kepercayaan itu dengan mengumbar-ngumbar rahasia orang lain.
12. Mengingat nama orang dengan baik
Seseorang akan merasa sangat dihargai kalo kamu mengingat namanya. Karena itu ingat baik-baik nama-nama orang yang pernah berkenalan atau pernah dekat sama kamu.
13. Bisa menerima perubahan
Jadilah orang yang fleksibel, jangan terlalu kaku. Setiap kehidupan pasti mengalami perubahan termasuk lingkungan. Kamu harus bisa mengikuti, tapi harus punya filter/penyaring mana yang baik mana yang kurang baik. Kalo sudah begini maka perubahan adalah sesuatu yang menyenangkan. Sama seperti kamu.
14. Menghindari kubu-kubuan
Kalo kamu bergaul dalam satu kalangan dimana terdapat dua kubu atau lebih yang berseteru. Sebaiknya kamu menghindari masuk ke dalam salah satu kubu manapun. Lebih baik kamu menjadi orang yang independen dan diterima di semua kubu.
15. Pandai menempatkan diri
Kemampuan untuk beradaptasi, menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan, terutama lingkungan yang baru sangat diperlukan untuk menjadi orang yang menyenangkan. Sebab dengan kemampuan beradaptasi dan menempatkan diri inilah, kita akan dengan mudah diterima oleh orang-orang di manapun itu.
16. Humoris
Barangkali ini syarat mutlak menjadi seseorang yang menyenangkan. Humor atau candaan sangat penting kalo kamu ingin menjadi orang yang menyenangkan. Kamu gak harus jadi pelawak atau selalu melucu, tapi kamu harus memiliki selera humor yang baik dan dapat mengukur kapan waktunya bercanda atau serius.
17. Membuka diri buat orang lain
Buka diri kamu untuk orang-orang yang ingin mengenal kamu. Dan jangan sekali-kali memilih-milih dan membeda-bedakan seseorang berdasarkan statusnya. Kamu harus menjalin silaturahmi dengan semua orang. Dengan catatan, kamu harus membentengi diri biar gak mudah terbawa arus yang negatif.
18. Saya orang yang menyenangkan!
Katakan ini terus pada dirimu sendiri, sehingga pikiranmu terpengaruh untuk menjadi orang yang menyenangkan.
18 Cara Menjadi Pribadi Yang Menyenangkan !
Jeruk Busukpun Terasa manis !
Suatu hari, ketika saya sedang menjenguk salah satu saudara yang tengah dirawat di rumah sakit, terdengar suara makian keras dari pasien sebelah, "Bawa jeruk kok busuk, mau ngeracunin saya? biar saya cepat mati?"
Suara marah itu berasal dari lelaki tua yang kedatangan salah satu keluarganya dengan membawa jeruk. Boleh jadi benar, bahwa beberapa jeruk dalam jinjingan itu busuk atau masam. Meski tidak semua jeruk yang dibawanya itu busuk dan sangat kebetulan yang terambil pertama oleh si pasien yang busuk. Dan tanpa bertanya lagi, marahlah ia kepada si pembawa jeruk.
Sebenarnya, boleh dibilang wajar jika seorang pasien marah lantaran kondisinya labil dan kesehatannya terganggu. Ketika ia marah karena jeruk yang dibawa salah satu keluarganya itu busuk, mungkin itu hanya pemicu dari segunung emosi yang terpendam selama berhari-hari di rumah sakit. Penat, bosan, jenuh, mual, pusing, panas, dan berbagai perasaan yang menderanya selama berhari-hari, belum lagi ditambah dengan bisingnya rumah sakit, perawat yang kadang tak ramah, keluarga yang mulai uring-uringan karena kepala keluarganya sekian hari tak bekerja, semuanya membuat dadanya bergemuruh. Lalu datanglah salah satu saudaranya dengan setangkai ketulusan berjinjing jeruk. Namun karena jeruk yang dibawanya itu tak bagus, marahlah ia.
Quote:Wajar. Sekali lagi wajar. Tetapi tidak dengan peristiwa lain yang hampir mirip terjadi di acara keluarga besar belum lama ini. Seorang keluarga yang tengah diberi ujian Allah menjalani kehidupannya dalam ekonomi menengah ke bawah, berupaya untuk tetap berpartisipasi dalam acara keluarga besar tersebut. Tiba-tiba, "Kalau nggak mampu beli jeruk yang bagus, mending nggak usah beli. Jeruk asam gini siapa yang mau makan?" suara itu terdengar di tengah-tengah keluarga dan membuat malu keluarga yang baru datang itu.
Pupuslah senyum keluarga itu, rusaklah acara kangen-kangenan keluarga oleh kalimat tersebut. Si empunya suara mungkin hanya melihat dari jeruk masam itu, tapi ia tak mampu melihat apa yang sudah dilakukan satu keluarga itu untuk bisa membawa sekantong jeruk yang boleh jadi harganya tak seberapa.
Harga sekantong jeruk mungkin tak lebih dari sepuluh ribu rupiah. Tapi tahukah seberapa besar pengorbanan yang dilakukan satu keluarga itu untuk membelinya? Rumahnya sangat jauh dari rumah tempat acara keluarga, dan sedikitnya tiga kali tukar angkutan umum. Sepuluh ribu itu seharusnya bisa untuk makan satu hari satu keluarga. Boleh jadi mereka akan menggadaikan satu hari mereka tanpa lauk pauk di rumah. Atau jangan-jangan pagi hari sebelum berangkat, tak satu pun dari anggota keluarga itu sempat menyantap sarapan karena uangnya dipakai untuk membeli jeruk. Yang lebih parah, mungkin juga mereka rela berjalan kaki dari jarak yang sangat jauh dan memilih tak menumpang satu dari tiga angkutan umum yang seharusnya. "Ongkos bisnya kita belikan jeruk saja ya, buat bawaan. Nggak enak kalau nggak bawa apa-apa," kata si Ayah kepada keluarganya.
Quote:Kalimat sang Ayah itu, hanya bisa dijawab dengan tegukan ludah kering si kecil yang sudah tak sanggup menahan lelah dan panas berjalan beberapa ratus meter. Tak tega, Ayah yang bijak itu pun menggendong gadis kecil yang hampir pingsan itu. Ia tetap memaksakan hati untuk tega demi bisa membeli harga dari di depan keluarga besarnya walau hanya dengan sekantong jeruk. Menahan tangisnya saat mendengar lenguhan nafas seluruh anggota keluarganya sambil berkali-kali membungkuk, jongkok, atau bahkan singgah sesaat untuk mengumpulkan tenaga. Itu dilakukannya demi mendapatkan sambutan hangat keluarga besar karena menjinjing sesuatu.
Setibanya di tempat acara, sebuah rumah besar milik salah satu keluarga jauh yang sukses, menebar senyum di depan seluruh keluarga yang sudah hadir sambil bangga bisa membawa sejinjing jeruk, lupa sudah lelah satu setengah jam berjalan kaki, tak ingat lagi terik yang memanggang tenggorokan, bertukar dengan sejumput rindu berjumpa keluarga. Namun, terasa sakit telinga, layaknya dibakar dua matahari siang. Lebih panas dari sengatan yang belum lama memanggang kulit, ketika kalimat itu terdengar, "Jeruk asam begini kok dibawa…"
Duh. Jika semua tahu pengorbanan yang dilakukan satu keluarga itu untuk bisa menjinjing sekantong jeruk tadi, pastilah semua jeruk asam itu akan terasa manis. Jauh lebih manis dari buah apa pun yang dibawa keluarga lain yang tak punya masalah keuangan. Yang bisa datang dengan kendaraan pribadi atau naik taksi dengan ongkos yang cukup untuk membeli sepeti jeruk manis dan segar.
Mampukah kita melihat sedalam itu? Sungguh, manisnya akan terasa lebih lama, meski jeruknya sudah dimakan berhari-hari yang lalu.
Sang Roda
Ditemuinya kembali rerumputan dan ilalang. Dihampirinya kembali bunga-bunga di tengah padang. Dikunjunginya kembali semut dan serangga kecil di jalalanan. Dan dilewatinya lagi semua batu-batu dan kerikil-kerikil pualam. Hei... semuanya tampak lain.
Ya, sewaktu sang roda melintasi titik-titik kecil. Semuanya, tampak biasa, dan tak istimewa. Namun kini, semuanya tampak lebih indah. Rerumputan dan ilalang, tampak menyapanya dengan ramah. Mereka kini tak lagi hanya berupa batang-batang yang kaku. Mereka tampak tersenyum, melambai tenang, bergoyang dan menyampaikan salam. Ujung-ujung rumput itu, bergesek dengan lembut di sisi sang roda.
Sang roda pun tersenyum dan melanjutkan pencariannya.
Bunga-bunga pun tampak lebih indah, harum , dan semerbak, lebih terasa menyegarkan. Kuntum-kuntum yang terbuka, menampilkan wajah yang cerah. Kelopak-kelopak yang tumbuh, menari, seakan bersorak pada sang roda. Sang roda tertegun dan berhenti sebentar. Sang bunga pun merunduk, memberikan salam hormat.
Dengan perlahan, dilanjutkannya kembali perjalanannya.
Kini, semut dan serangga kecil itu, mulai berbaris, dan memberikan salam yang paling semarak. Kaki-kaki mereka bertepuk, membunyikan keriangan yang meriah. Sayap-sayap itu bergetar, seakan ada ribuan genderang yang di tabuh. Mereka saling menyapa. Dan serangga itu pun memberikan salam dan doa pada sang roda.
Begitu pula batu dan kerikil pualam. Kilau yang hadir, tampak berbeda jika di lihat dari mata yang tergesa-gesa. Mereka lebih indah, dan setiap sisi batu itu memancarkan kemilau yang teduh. Tak ada lagi sisi dan ujung yang tajam dari batu dan pualam, membuka jalan, memberikan kesempatan untuk melanjutkan perjalanan.
Setelah lama berjalan, akhirnya ditemukannya jari-jari yang hilang. Sang roda pun senang. Dan ia berjanji, tak akan tergesa-gesa dan berjalan terlalu kencang dalam melakukan tugasnya.
Bahan Renungan:
Begitulah hidup. Kita, seringkali berlaku seperti roda-roda yang berjalan terlalu kencang. Kita sering melupakan ada saat indah yang terlewat di setiap kesempatan. Ada banyak hal-hal kecil yang sebetulnya menyenangkan, namun kita lewatkan karena terburu-buru dan tergesa-gesa.
Hati kita kadang terlalu penuh dangan target-target, yang membuat kita hidup dalam kebimbangan dan ketergesaan. Langkah-langkah kita, kadang selalu dalam keadaan panik, dan lupa bahwa di sekitar kita banyak sekali hikmah yang perlu di tekuni. Seperti saat roda yang terlupa pada rumput, ilalang, semut, dan pualam, kita pun sebenarnya sedang terlupa pada hal-hal itu. Cobalah menyusuri kembali jalan-jalan kita. Cermati, amati, dan perhatikan setiap hal yang pernah kita lewati.
10 Racun Psikologi Dalam Diri Kita !
Racun pertama : Menghindar
Gejalanya lari dari kenyataan, mengabaikan tanggung jawab, padahal dengan melarikan diri dari kenyataan kita hanya akan mendapatkan kebahagiaan semu yang berlangsung sesaat.
Antibodinya realitas
Caranya berhentilah menipu diri. Jangan terlalu serius dalam menghadapi masalah karena rumah sakit jiwa sudah dipenuhi pasien yang selalu mengikuti kesedihannya dan merasa lingkungannya menjadi sumber frustasi. Jadi, selesaikan setiap masalah yang dihadapi secara tuntas dan yakinilah bahwa segala sesuatu yang terbaik selalu harus diupayakan dengan keras.
Racun kedua : Ketakutan
Gejalanya tidak yakin diri, tegang, cemas yang antara lain bisa disebabkan kesulitan keuangan, konflik perkimpoian, kesulitan 5eksual.
Antibodinya keberanian
Caranya hindari menjadi sosok yang bergantung pada kecemasan. Ingatlah 99 persen hal yang kita cemaskan tidak pernah terjadi. Keberanian adalah pertahanan diri paling ampuh. Gunakan analisis intelektual dan carilah solusi masalah melalui sikap mental yang benar. Kebenarian merupakan merupakan proses reedukasi. Jadi, jangan segan mencari bantuan dari ahlinya, seperti psikiater atau psikolog.
Racun ketiga : Egoistis
Gejalanya nyiyir, materialistis, agresif, lebih suka meminta daripada memberi.
Antibodinya bersikap sosial.
Caranya jangan mengeksploitasi teman. Kebahagiaan akn diperoleh apabila kita dapat menolong orang lain. Perlu diketahui orang yang tidak mengharapkan apapun dari orang lain adalah orang yang tidak pernah merasa dikecewakan.
Racun keempat : Stagnasi
Gejalanya berhenti satu fase, membuat diri kita merasa jenuh, bosan, dan tidak bahagia.
Antibodinya ambisi
Caranya teruslah bertumbuh, artinya kita terus berambisi di masa depan kita. kita kan menemukan kebahagiaan dalam gairah saat meraih ambisi kita tersebut.
Racun kelima : Rasa rendah diri
Gejalanya kehilangan keyakinan diri dan kepercayaan diri serta merasa tidak memiliki kemampuan bersaing.
Antibodinya keyakinan diri.
Caranya seseorang tidak akan menang bila sebelum berperang yakin dirinya aka kalah. Bila kita yakin akan kemampuan kita, sebenarnya kita sudah mendapatkan separuh dari target yang ingin kita raih. Jadi, sukses berawal pada saat kita yakin bahwa kita mampu mencapainya.
Racun keenam : Narsistik
Gejalanya kompleks superioritas, terlampau sombong, kebanggaan diri palsu.
Antibodinya rendah hati.
Caranya orang yang sombong akan dengan mudah kehilangan teman, karena tanpa kehadiran teman, kita tidak akan bahagia. Hindari sikap sok tahu. Dengan rendah hati, kita akan dengan sendirinya mau mendengar orang lain sehingga peluang 50 persen sukses sudah kita raih.
Racun ketujuh : Mengasihani diri
Gejalanya kebiasaan menarik perhatian, suasana yang dominan, murung, menghunjam diri, merasa menjadi orang termalang di dunia.
Antibodinya sublimasi
Caranya jangan membuat diri menjadi neurotik, terpaku pada diri sendiri. Lupakan masalah diri dan hindari untuk berperilaku sentimentil dan terobsesi terhadap ketergantungan kepada orang lain.
Racun kedelapan : Sikap bermalas-malasan
Gejalanya apatis, jenuh berlanjut, melamun, dan menghabiskan waktu dengan cara tidak produktif, merasa kesepian.
Antibodinya kerja
Caranya buatlah diri kita untuk selalu mengikuti jadwal kerja yang sudah kita rencanakan sebelumnya dengan cara aktif bekerja. Hindari kecenderungan untuk membuat keberadaaan kita menjadi tidak berarti dan mengeluh tanpa henti.
Racun kesembilan : Sikap tidak toleran
Gejalanya pikiran picik, kebencian rasial yang picik, angkuh, antagonisme terhadap agama tertentu, prasangka religius.
Antibodinya kontrol diri
Caranya tenangkan emosi kita melalui seni mengontrol diri. Amati mereka secara intelektual. Tingkatkan kadar toleransi kita. Ingat bahwa dunia diciptakan dan tercipta dari keberagaman kultur dan agama.
Racun kesepuluh : Kebencian
Gejalanya keinginan balas dendam, kejam, bengis.
Antibodinya cinta kasih
Caranya hilangkan rasa benci. Belajar memaafkan dan melupakan. Kebencian merupakan salah satu emosi negatif yang menjadi dasar dari rasa ketidakbahagiaan. Orang yang memiliki rasa benci biasanya juga membenci dirinya sendiri karena membenci orang lain. Satu-satunya yang dapat melenyapkan rasa benci adalah cinta. Cinta kasih merupakan kekuatan hakiki yang dapat dimiliki setiap orang.
Simpanlah paket tiket untuk perasaan tidak bahagia dan mengaculah pada paket tiket ini saat kita sedang mengalami rasa depresi dan tidak bahagia. Gunakan sebagai sarana pertolongan pertama dalam kondisi mental gawat darurat demi terhindar dari ketidakbahagiaan berlanjut pada masa mendatang.
Dongeng Motivasi Emas dan Ular !
Kisah motivasi kali ini mengisahkan dongeng tentang seorang petani miskin. Impiannya ingin menjadi orang yang kaya. Dapatkah impian itu terkabul? Dapatkah ia mengambil kesempatan yang terbentang di hadapannya?
Dongeng:
Dahulu kala ada seorang petani miskin yang mesti berjuang keras untuk memajukan kehidupannya. Namun meskipun ia terus bekerja dan berhati-hati dalam melakukan pengeluaran, ia tetap saja tak mampu menyisihkan penghasilannya untuk ditabung, selalu saja pas-pasan.
Suatu malam, dalam tidurnya ia bermimpi ada suara yang berkata: "Jika ada sesuatu di dunia ini yang begitu sulit untuk kamu dapatkan, maka suatu waktu hal itu akan muncul begitu saja di hadapanmu." Dan petani inipun terbangun dari tidurnya. Dia kemudian berharap bahwa ketika ia bangun di suatu pagi, ia akan menemukan harta yang berlimpah di rumahnya sendiri. Dengan begini, tidak diragukan lagi bahwa kekayaan itu memang dimaksudkan untuknya.
Beberapa hari berlalu, ketika ia sedang dalam perjalanan, bajunya tersangkut pada semak-semak berduri yang tumbuh di sekitar ladang, Tak ingin kejadian yang sama terulang, dia pun bermaksud membabat habis semak belukar itu. Namun ketika ia mencabut akar dari semak itu, di bawahnya ia menemukan sebuah kendi. Dibukanya tutup kendi itu, dan alangkah kagetnya si petani ketika mengetahui bahwa di dalam berisi begitu banyak kepingan emas. Pada mulanya hati petani miskin ini berteriak girang, namun setelah beberapa menit berpikir, ia kemudian berkata: "Oh aku memang ingin sekali menjadi kaya. Tapi aku telah meminta agar harta itu muncul di gubuk kecilku, akan tetapi aku justru menemukannya di ladang ini. Oleh karenanya aku takkan mengambil kendi ini berisi emas. Kendi ini tidak ditakdirkan untukku."
Lalu petani itu pun meninggalkan kendi di tempat ia menemukannya dan kembali berjalan pulang. Sesampainya di rumah ia pun menceritakan penemuannya kepada istrinya. Istrinya pun marah besar atas kebodohan sang suami meninggalkan harta itu di ladang. Dan ketika si petani tidur, istrinya pun pergi ke rumah tetangga dan mengatakan segalanya. "suami saya yang begitu bodohnya justru meninggalkan harta itu di ladang dan bukan membawanya pulang. Pergi dan ambillah harta itu untukmu dan bagilah denganku."
Tetangga itu pun sangat senang dengan saran ini, dan tak menunggu lama ia pun menuju ke tempat yang dimaksud oleh istri petani. Disibaknya semak-semak belukar, dan ia memang menemukan kendi itu masih berada disana. Diangkatnya dan ditengoknya ke dalam kendi itu. Namun alangkah panik dan marahnya ia ketika melihat bahwa kendi itu ternyata tidak berisikan kepingan emas seperti yang diceritakan oleh istri petani melainkan penuh dengan ular berbisa.
"Perempuan licik. Dia pasti hendak menjebakku. Dia berharap aku memasukkan tanganku ke dalam hingga aku digigit dan mati keracunan oleh bisa ular." pikirnya marah.
Jadi iapun kembali menutup kendi itu dan membawanya pulang. Dan pada saat tengah malam tiba, dengan diam-diam dia mendatangi rumah petani miskin tetangganya. Dia melihat sebuah jendela yang terbuka. Dengan sigap dipanjatinya. Dikeluarkannya ular-ular berbisa itu dari dalam kendi, dan iapun kembali pulang.
Ketika fajar tiba, petani miskin yang pertama kali menemukan kendi tersebut, bangun untuk memulai hari. Ketika ia berjalan ke dapur untuk mengambil segelas air, dilihatnya setumpuk koin emas berhamburan di bawah jendela rumahnya. Dalam hati ia mengucap rasa syukur sembari berkata: "Akhirnya aku bisa menerima kekayaan ini, mengetahui bahwa mereka pasti ditujukan untukku, karena mereka muncul di rumahku sendiri, seperti yang aku harapkan!"
***
Pelajaran apa yang dapat kita petik dari cerita dongeng diatas?
Tentu saja bukan tentang mimpi si petani dimana harta itu tiba-tiba akan datang dengan sendirinya.
Tidak bukan itu.
Tapi pelajaran tentang bagaimana kita ini manusia haruslah pandai-pandai dalam melihat dan mencermati sebuah kesempatan yang ada. Namun telaahlah saat kita mengambil kesempatan itu sendiri, jangan sampai apa yang kita ambil itu merupakan hak milik orang lain. Seperti misalnya si petani miskin yang menolak mengambil kendi berisi emas saat ia menemukannya di ladang. Dia dapat melihat itu memang merupakan sebuah kesempatan, tapi dia merasa kesempatan itu memang belum diperuntukkan untuknya. Dia menemukan emas itu di ladangnya, bisa saja emas itu milik orang lain.
Memang ada sebuah pepatah 'siapa cepat dia yang dapat', tapi apakah anda bisa hidup bahagia dengan bersenang-senang di atas derita orang lain?
Namun pada saat kesempatan itu telah datang, dan anda yakin kesempatan itu memang diperuntukkan untuk anda, maka jangan tunggu lagi. Segera raihlah kesempatan itu.
Oleh karenanya, selalu bukalah mata anda. Tengoklah sekeliling anda, kesempatan itu mungkin kini ada di depan anda hanya saja anda kurang melihatnya.
Kunci Sukses Manajemen dari Steve Jobs !
Sebelumnya saya pernah menuliskan tentang kisah inspiratif kepemimpinan kreatif dari Steve Jobs disini. Namun memang, masih banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari gaya manajemen ala Steve Jobs.
Semua Orang Harus Berani Gagal !
Apa persamaan Steve Jobs, Kolonel Sanders, Soichiro Honda, J.K. Rowling, Steven Spielberg, Oprah Winfrey, Albert Einstein?
9 Alasan Anda Adalah Orang Kaya !
Meskipun saat ini kondisi perekonomian sedang mengalami resesi dan menimpa seluruh bangsa di dunia, penting sekali diingat bahwa kita sebetulnya memiliki kekayaan yang seringkali tidak kita sadari. Kekayaan banyak ditafsirkan orang sebagai hal-hal yang berhubungan dengan materialisme atau kemewahan. Padahal definisi tersebut masih terlalu dangkal.
Coba anda renungkan daftar dibawah ini, 9 alasan yang menunjukkan bahwa anda sebetulnya adalah kaya :
1. Anda tidak dalam perut kosong ketika tidur tadi malam.
Tahukah anda 50%* orang di muka bumi ini masih menderita kekurangan gizi.
2. Anda masih tidur di dalam rumah, bukan di alam terbuka.
Tahukah anda 80%* orang di muka bumi ini masih tinggal di rumah yang tidak memenuhi standar.
3. Anda masih mempunyai pilihan untuk menggunakan pakaian apa yang akan anda pakai hari ini.
Masih banyak orang-orang di muka bumi ini, kita seringkali menyebutnya sebagai tuna wisma, hidup di alam terbuka dan hanya memiliki sepasang atau paling banyak 2 pasang baju dan celana yang sudah lusuh untuk dipakai.
4. Anda masih memiliki cukup uang di dompet anda.
Dahulu saya cukup sering mengalami kejadian seperti ini. Ketika saya menginginkan sesuatu, namun uang di dompet saya tidak mencukupi bahkan pernah beberapa kali kosong. Saya kesal sekali waktu itu. Namun akhirnya saya menyadari bahwa saya ternyata masih beruntung.
Kalau kita lihat kembali lingkungan di sekitar kita, masih banyak orang-orang yang isi di dompetnya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hari ini saja, sementara untuk keesokan hari mereka belum tahu akan mendapatkannya dari mana.
5. Anda tidak hidup dalam ketakutan.
Anda dapat membayangkan orang-orang yang hidupnya di tengah peperangan. Setiap hari mereka berpikir apakah mereka masih bisa menikmati hari esok atau tidak.
6. Anda masih bisa mandi dan minum dari air yang bersih.
Anda mungkin pernah melihat orang-orang yang mandi dan mencuci pakaian di pinggiran sungai yang sudah tidak jernih lagi, penuh dengan limbah. Mungkin anda juga pernah membaca sebuah berita di daerah pedalaman, orang-orang untuk mendapatkan air bersih harus berjalan sampai berkilo-kilo jauhnya.
7. Anda masih bisa pergi ke dokter ketika anda sakit.
Tahukah anda 1%* orang di muka bumi ini sedang dalam keadaan sekarat / hampir meninggal.
8. Anda masih bisa berakses ke internet.
Tahukah anda kurang dari 1%* orang di muka bumi ini yang memiliki komputer.
9. Anda bisa membaca.
Tahukah anda 70%* orang di muka bumi ini belum dapat membaca.
Anda dapat menambahkan masing-masing urutan ke 10, 11, dst.
Yang pasti, inti dari semuanya ini adalah anda bisa bersyukur dengan semua hal yang anda miliki dan dapatkan. Anda memiliki kehidupan yang jauh lebih baik dibandingkan dengan orang lain.
Batu-Batu Besar Dalam Hidup Kita !
Suatu hari seorang dosen sedang memberi kuliah tentang manajemen waktu pada para mahasiswa MBA.
Dengan penuh semangat ia berdiri depan kelas dan berkata, “Okay, sekarang waktunya untuk quiz.”
Kemudian ia mengeluarkan sebuah ember kosong dan meletakkannya di meja. Kemudian ia mengisi ember tersebut dengan batu sebesar sekepalan tangan. Ia mengisi terus hingga tidak ada lagi batu yang cukup untuk dimasukkan ke dalam ember.
Ia bertanya pada kelas, “Menurut kalian, apakah ember ini telah penuh?”
Semua mahasiswa serentak berkata, “Ya!”
Dosen bertanya kembali, “Sungguhkah demikian?”
Kemudian, dari dalam meja ia mengeluarkan sekantung kerikil kecil. Ia menuangkan kerikil-kerikil itu ke dalam ember lalu mengocok-ngocok ember itu sehingga kerikil-kerikil itu turun ke bawah mengisi celah-celah kosong di antara batu-batu.
Kemudian, sekali lagi ia bertanya pada kelas, “Nah, apakah sekarang ember ini sudah penuh?”
Kali ini para mahasiswa terdiam. Seseorang menjawab, “Mungkin tidak.”
“Bagus sekali,” sahut dosen.
Kemudian ia mengeluarkan sekantung pasir dan menuangkannya ke dalam ember. Pasir itu berjatuhan mengisi celah-celah kosong antara batu dan kerikil.
Sekali lagi, ia bertanya pada kelas, “Baiklah, apakah sekarang ember ini sudah penuh?”
“Belum!” sahut seluruh kelas.
Sekali lagi ia berkata, “Bagus. Bagus sekali.”
Kemudian ia meraih sebotol air dan mulai menuangkan airnya ke dalam ember sampai ke bibir ember.
Lalu ia menoleh ke kelas dan bertanya, “Tahukah kalian apa maksud illustrasi ini?”
Seorang mahasiswa dengan semangat mengacungkan jari dan berkata, “Maksudnya adalah, tak peduli seberapa padat jadwal kita, bila kita mau berusaha sekuat tenaga maka pasti kita bisa mengerjakannya.”
“Oh, bukan,” sahut dosen, “Bukan itu maksudnya. Kenyataan dari illustrasi mengajarkan pada kita bahwa:
Bila anda tidak memasukkan batu besar terlebih dahulu, maka anda tidak akan bisa memasukkan semuanya.”
Apa yang dimaksud dengan “batu besar” dalam hidup anda?
Anak-anak anda
Pasangan anda
Pendidikan anda
Hal-hal yang penting dalam hidup anda
Mengajarkan sesuatu pada orang lain
Melakukan pekerjaan yang kau cintai
Waktu untuk diri sendiri
Kesehatan anda
Teman anda
Ingatlah untuk selalu memasukkan “Batu Besar” pertama kali atau anda akan kehilangan semuanya. Bila anda mengisinya dengan hal-hal kecil terlebih dahulu, maka hidup anda akan penuh dengan hal-hal kecil yang merisaukan dan ini semestinya tidak perlu. Karena dengan demikian anda tidak akan pernah memiliki waktu yang sesungguhnya anda perlukan untuk hal-hal besar dan penting.
Oleh karena itu, tanyalah pada diri anda sendiri: “Apakah ‘Batu Besar’ dalam hidup saya?” Lalu kerjakan itu pertama kali.
Note :
Niat baik janganlah ditunda, lakukan semua menurut prioritasnya dahulu.
Pentingnya Inisiatif Untuk Bergerak !
“Sebagian besar orang yang melihat belum tentu bergerak, dan yang bergerak belum tentu menyelesaikan (perubahan). ”
Pentingnya Sebongkah Harapan !
Dahulu, ada seorang pengusaha yang cukup berhasil di suatu kota. Ketika sang suami jatuh sakit, satu persatu pabrik mereka di jual. Harta mereka terkuras untuk berbagai biaya pengobatan. Higga mereka harus pindah ke pinggiran kota dan membuka rumah makan sederhana. Sang suami pun telah tiada. Beberapa tahun kemudian, rumah makan itu pun harusa berganti rupa menjadi warung makan yang lebih kecil di sebelah pasar.
Baca Ini Sebelum Anda Mengeluh !
Hargailah Pekerjaan Anda Sekarang !
Pernahkah anda memiliki sesuatu yang tidak anda sadari betapa pentingnya dia hingga anda kehilangan benda itu? Saya sering mengalami hal semacam itu. Misalnya, lampu senter. Ketika arus listrik mengalir lancar, saya sering tidak peduli pada keberadaan lampu senter itu. Namun, ketika lampu mati, saya kelimpungan mencari-cari dimana saya meletakkan benda kecil itu. Tiba-tiba saja saya merasakan betapa berharganya sebuah lampu senter. Dan betapa hidup saya bergantung kepadanya.
Bukan Keadaan Yang Membuat Kita Tidak Bahagia !
Mungkin sebagian besar dari anda sudah pernah membaca artikel yang luar biasa ini, namun bagi yang belum pernah membacanya, artikel ini akan merubah semua kondisi yang tidak menyenangkan menjadi sebaliknya. Semoga bermanfaat.
Jangan Membuang Orang Tua Anda !
Nilai Diri Anda Dan Uang Seribu Rupiah !
Mohon maaf jika judul artikel ini agak mengesalkan anda. Sebab, kita semua tahu bahwa nilai anda jauh lebih tinggi dari sekedar nilai uang seribu rupiah. Tetapi, percayakah anda kalau kita semua perlu sesekali menguji kebenaran premis bahwa; ’nilai kita lebih tinggi dari uang seribu rupiah’ itu? Agak janggal memang. Tapi, sebentar lagi anda akan faham maksud saya. Pertama-tama, ingatlah kembali bahwa nilai selembar uang sangat ditentukan oleh jumlah angka nol yang dimilikinya. Lalu, berhentilah sejenak dari membaca tulisan ini. Dan renungkanlah ini; ”jika nilai uang ditentukan oleh jumlah angka ’0’ yang dimilikinya, maka apa yang menentukan nilai diri kita sebagai manusia?”